Hanya perempuan akhir zaman

Entah berapa lama tersisa umurku kini

Langkah demi langkah kian jauh kutinggalkan

Tersimpan dalam catatan yang tak pernah lengah

Untuk dibuka kembali di suatu hari

Lembar demi lembarnya dipertanyakan kepadaku

Wahai nafas yang tersisa untukku

Goreslah langkah terbaik di catatanku

Agar setidaknya ada setitik kebaikan

Dibaris terakhir lembaranku…

Sunday, November 9, 2008

Delapan Pelajaran (1/2)

Renungkanlah riwayat berikut ini

Suatu hari Haim Al-Asham ditanya oleh sahabatnya, Syaqiq Al-Balkhi, semoga Allah merahmati keduanya. “Kau telah bersahabat denganku selama 30 tahun, apa yang kau dapatkan selama ini?”, tanya Syaqiq. “Aku telah mendapatkan 8 pelajaran yang ku harapkan dapat menyelamatkanku”, jawab Hatim. “Apa saja pelajaran itu?”

Pertama : kuamati kehidupan manusia, kudapati setiap manusia memiliki kecintaan dan kesayangan. Dari beberapa kecintaan itu, ada yang menemaninya sampai pada sakit yang menyebabkan kematiannya, dan ada yang mengantarkan sampai ke pekuburan, setelah itu mereka semua pergi meninggalkannya seorang diri, tidak ada satupun yang bersedia masuk ke dalam kubur dan menemaninya. Kurenungkan hal ini lalu kukatakan: Sebaik-baik kecintaan adalah yang mau menemani seseorang di dalam kubur dan menghiburnya. Aku tidak mendapatkan yang demikian itu kecuali amal soleh. Oleh karena itu ku jadikan amal soleh sebagai kecintaanku agar dapat menjadi pelita kuburku, menhiburku di dalamnya, dan tidak akan meninggalkanku seorang diri.

Kedua : Kuperhatikan bahwa manusia selalu memperturutkan hawa nafsunya, dan bersegera dalam memenuhi keinginan nafsnya, lalu kerenungkan wahyu Allah Ta’ala : “Dan adapun orang yang takut pada kebesaran Tuhannya dan menahan diri dari keinginan hawa nafsunya, maka sesungguhnya syurga tempat tinggal (nya)” [An-Naziat/79:40-41]
Aku yakin bahwa Al-Qur’an adalah haq dan benar, maka aku segera menentang nafsuku dan menyiapkan diri untuk memeranginya. Tidak sekalipun aku ikuti kehendaknya sampai akhirnya ia tunduk dan taat kepada Allah.

Ketiga : Aku lihat setiap orang berusaha mencari harta dan kesenangan duniawi, kemudian menggenggamnya erat-erat. Lalu kurenungkan wahyu Allah Ta’ala : “Apa yang ada disisimu akan lenyap, dan apa yang ada disisi Allah kekal...” [An-Nahl/16:96]
Karena itu, kubagi-bagikan dengan ikhlas penghasilanku kepada kaum fakir miskin agar menjadi simpananku kelak di sisi-Nya.

Keempat : Kuperhatikan sebagian manusia beranggapan bahwa kemuliaan dan kehormatan terletak pada banyaknya pengikut dan famili, lalu mereka berbangga-bangga dengannya. Yang lain mengatakan terletak pada harta yang melimpah dan anak yang banyak, lalu mereka bermegah-megah dengannya. Sebagian yang lain mengira terletak dalam merampok harta orang lain, mendzolimi dan menumpahkan darah mereka. Dan sebagian lagi meyakini bahwa kemuliaan dan kehormatan terletak dalam menghambur-hamburkan dan memboroskan harta. Aku lalu merenungkan wahyu Allah Ta’ala : “... sesungguhnya orang yang paling mulia di antara kalian di sisi Allah adalah yang paling bertaqwa diantara kalian...” [Al-Hujurat/49:13]
Lalu kupilih taqwa karena aku yakin bahwa Al-Qur’an itu haq dan benar, sedangkan pemikiran dan pendapat mereka keliru dan tidak langgeng.

Kelima : Kuperhatikan manusia sering sekali menghina dan bergunjing (gibah). Perbuatan buruk itu ditimbukan oleh perasaan hasad (dengki) sehubungan dengan harta, kedudukan dan ilmu. Kemudian kurenungkan wahyu Allah Ta’ala : “...Kami telah tentukan pembagian nafkah di antara mereka dalam kehidupan dunia...” [Az-Zukhruf/43:32]
Maka tahulah aku, bahwa pembagian itu telah ditentukan oleh Allah sejak di alam azali. Oleh karena itu aku tidak boleh mendengki siapapun dan harus rela dengan pembagian yang telah diatur oleh Allah Ta’ala.

No comments:

Menanti hari Selasa

Assalamu'alaikum Warahmatullahi Wabarokatuh

Insyaallah blog ini akan di update untuk postingnya setiap hari Selasa jika tidak ada halangan. Mohon do'anya ya... ^_^

Sampaikan keritik, saran, nasehat atau masukan apapun dari teman-teman semua yang insyaallah bermanfaat ke email
ukhti.jameela@gmail.com

Terimakasih untuk segala bentuk dukungannya hingga terlaksananya blog ini. Untuk segala kekurangan ana pribadi mohon dibukakan pintu maaf sebesar-besarnya. Semoga kita termasuk kedalam orang-orang yang diridhai Allah SWT. Amin

Jazzakallah khair
Di akhir November 2008